Ditawari DKI 1, Bupati Lebak dikasih Angin Segar atau Angin-anginan?
Oleh: Rizwan Comrade
Publik Lebak dibuat geger, orang nomer satu di Lebak yaitu Bupati Iti Octavia Jayabaya masuk dalam bursa pencalonan Pilgub DKI Jakarta, hal terebut disampaikan dalam cuitan twitter Ketua Umum Partai Demokrat, Andi Arief (19/02/2021) yang lalu.
Jika dilihat dari track record Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati Lebak rasanya masih mimpi disiang bolong, atau ini hanya harapan semu, dari kesan inilah publik merasa perlu evaluasi dan kesadaran dari Bupati Lebak untuk merealisasikan nafsu politiknya. Disini setidaknya saya membuat beberapa asumsi sebagai faktor dari rasa heran mengapa Iti Octavia Jayabaya saya sebut “nafsu politik dan mimpi disiang bolong.”
Pertama, perlu diketahui dari perjalanan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saja sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masih kalah jauh pada pencalonan di DKI melawan Anies Baswedan yang maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, elektabilitas suaranya hanya mendapatkan 17,05 persen.
Kedua, DKI Jakarta adalah episentrum perpolitikan di Indonesia, maka bagi elektabilitas Iti Octavia Jayabaya ini kalau kata pepatah “Jauh panggang dari api,” Sebagai penguasa Dinasti Politik di Lebak, popularitas Iti Octavia Jayabaya terlalu kecil untuk berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta. Kemenangannya di Lebak sebagai bupati tidak terlepas dari peran Partai yang diborong oleh Keluarga Dinasti di Lebak, maka jauh jika dibandingkan dengan politik DKI yang lebih mengedepankan pertarungan antar partai secara terbuka.
Ketiga, Iti Octavia Jayabaya bukan tokoh politik nasional. Elektabilitas Bupati Lebak kelasnya tidak setinggi Tri Rismaharini saat menjabat Walikota Surabaya dan sekarang Menteri Sosial, Ganjar Pranowo saat ini menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ridwan Kamil yang sekarang jadi Gubernur Jawabarat dan tokoh pejabat lain yang memang digadang-gadang masuk nominasi perpolitikan nasional bahkan sudah masuk pada survey untuk kontestasi pemilihan Presiden (PILPRES) 2024 mendatang.
Keempat, sebagai Bupati yang mengemban amanah dua periode memimpin Lebak, tugas Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati Lebak masih belum maksimal, dengan berbagai persoalan yang terjadi di Lebak saat ini jadi salah satu factor, dari ketertinggalan pembangunan, akses pelayanan, pendidikan yang masih jalan ditempat, serta soal kesejahteraan masyarakat yang masih masalah utama.
Dari faktor yang disebutkan diatas, saya dapat berasumsi bahwa point penting dari masuknya Bupati Lebak dalam bursa pencalonan Pilgub DKI Jakarta, rakyat bertanya-tanya, apakah ini angin segar atau sebaliknya hanya angin-anginan? Kontruski pemikiran publik bisa menduganya bahwa ini hanya membangun citra didepan publik agar diklaim sebagai kelas politik nasional yang setara dengan tokoh lain. Lebih jauh saya menduga ini untuk kepentingan politik di Pilgub Banten yang memang issunya akan naik jadi Calon Gubernur Banten pada Pilgub mendatang. Ya setidaknya publik bisa menilai dari hal sederhana seperti bung Karno bilang: “Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
Tim Redaksi: Ruang Publik