PMII Syamsul’ulum: Jihad Versi Terbaik Yaitu Memastikan Bahwa Kita Hidup Tentram
Sukabumi – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Syamsul’ulum Cabang Kota Sukabumi menyelenggarakan doa bersama dalam rangka memperingati hari lahir “Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari” & do’a bersama dikhususkan untuk keselamatan warga Wadas, selanjutnya mengadakan kajian terkait Wadas yang dikuti oleh anggota rayon KH. Ahmad Sanusi, KOPRI, dan pengurus komisariat PMII Syamsul’ulum di Basecamp PMII Syamsul’ulum Cabang Kota Sukabumi, Senin (14/02/2022).
Ketua Komisariat, Hasbi Muhammad saat diwawancarai mengatakan “Kami tahu bahwa peningkatan ekonomi salah satunya lewat pembangunan itu untuk mensejahterakan rakyat dan itu harus terus dilakukan dan berjalan. Akan tetapi di negara yang kita cintai berdasarkan Pancasila, perbedaan pandangan itu harus diselesaikan dengan arif dan bijak bukan pukul sana pukul sini, kita punya mekanisme syura atau musyawarah mengurai titik permasalahan mencari titik kemaslahatan, Kami dari PMII Komisariat Syamsul’ulum Cabang Kota Sukabumi hasil dari do’a bersama, refleksi dan diskusi mengenai kejadian yang terjadi di wadas meminta agar tidak ada lagi tindak intimidatif dari aparat represif negara terhadap masyarakat, baik itu bersifat fisik maupun verbal” katanya.
Kegiatan itu merupakan refleksi dan kajian bersama dari berbagai sudut pandang Organisasi PMII Syamsul’ulum salah satunya mengutip hadits nabi yang berbunyi “tidak boleh melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.”
Melihat di berbagai media kondisi di Wadas hari ini jelas bahwa tindakan yang dilakukan aparatur negara ini tentu bisa menimbulkan bahaya besar baik dari sisi fisik maupun sisi psikologi warga. Tidak hanya itu, warga masyarakat juga akan merasa ketakutan terhadap bahaya dari kerusalan lingkungannya.
Kami juga ringat dengan resolusi jihad yang dikeluarkan mbah hasyim saat dulu mengusir penjajah. Karena pada esensinya penjajah akan mengganggu ketertiban, kesejahteraan, serta mengancam keamanan masyarakat. Dan hal ini, dijaminkan dalam Al-ushulul khoms (prinsip yang lima) bahwa negara harus menjaga harta(Hifzhu al-mal), menjaga jiwa (Hifzhu an-nafs), menjaga keturunan (Hifzhu al-nasl) menjaga agama(Hifzhu al-din), serta menjaga diri(Hifzhu al-irdh) segenap tumpah darah bangsa indonesia. Yang terjadi diwadas, dengan adanya tindakan represif yang dilakukan oleh oknum aparat, serta negara yang dengan tegas masih tetap akan melakukan penambangan, jelas menciderai kelima prinsip yang dipegang teguh oleh nilai yang terkandung di ideologi organisasi PMII bagi negara. Terlebih, dalam kacamata “habluminan-nas”, jelas sangat merugikan, dan mengganggu keberlangsungan kehidupan, sementara dalam kacamata “habluminal-alam”-pun berpendapat demikian, karena hal itu nyata-nyata sangat merusak alam.
Maka tidak salah jika warga Wadas dikatakan sedang berjihad untuk mempertahankan kehidupan dan alamnya. Atau jika dirasa kata “jihad” terlalu radikal, maka kita sebut, mereka dan tentu saja kita, sedang berdiri dalam barisan yang sama untuk bersama-sama menghapuskan penjajahan dan penindasan diatas dunia, sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.
“Jangan sampai PSN yang dicanangkan menjadi pemicu kesejahteraan masyarakat, tapi ternyata pada prosesnya malah menyengsarakan rakyat yang lain, pendek kata untuk menciptakan kemaslahatan itu jangan sampai memunculkan madhorot untuk yang lain.” Tegas Ketua Komisariat.
Tim Redaksi RungaPublik